Kelucuan anak-anak memang selalu bisa jadi penyegar suasana rumah, juga bagi siapapun yang melihatnya terlebih orang tuanya. Bagi Ayah dan Bunda terkadang bukan hanya lucu yang dirasa tapi juga bangga karena di balik kelucuannya tercermin pula kecerdasannya, atau merasa bahagia karena itu juga tanda kesehatannya sedang prima. Begitu pula halnya Kinan, jika sedang sehat dan seru-seru nya bermain bersama Bunda atau orang-orang disekitarnya, ada saja tingkah polah maupun celetukannya yang mengundang tawa.
Seperti sore itu, Kinan baru saja bangun dari tidur siangnya. Bekasi masih diguyur hujan, saya merasa hawanya sangat dingin jadi saya putuskan untuk memakai jaket. Melihat Bunda memakai jaket Kinan juga ribut ingin ikut-ikutan. Setelah saya pakaikan jaket, si Mbak yang berada disamping Kinan bertanya iseng.
Mbak : Kinan ngapain pake jaket? Emang mau pergi kemana?
Dengan sedikit galak yang ditanya menjawab "Mau ke tempat ucok"
Mbak : Emang mau beli apa ke tempat ucok?
Yang dimaksud Ucok adalah warung dekat rumah, kebetulan yang menjaga warung orang batak jadi abang penjaganya biasa dipanggil ucok.
Kinan : mau beli es krim!
Mbak : Ngapain ujan-ujan begini beli es krim, emang ga kedinginan?
Kinan : Makanya pake jakeeeettt...
Mbak : Loh emang kalo makan es krimnya pake jaket trus nanti ga kedinginan gitu?
Dengan mimik agak sebal mungkin karena merasa si Mbak nya koq bertanya terus, Kinan langsung menyahut
"Ya enggak...gimana sich Put, masa gitu aja ga tau!"
Bayangkan...siapa coba yang tidak ketawa geli mendengar jawabannya yang sok tua itu? Ada-ada saja tuh bocah.
Sering sekali memang pemikiran-pemikiran anak-anak bertentangan dengan kenyataan, biasanya itu karena ia belum mengerti, maklum masih kecil. Tapi kadang-kadang juga karena imajinasi si anak yang masih sangat kreatif. Setidaknya menurut saya sich begitu.
Contohnya seperti imajinasi Kinan yang satu ini, ia menganggap bahwa bukan hanya makhluk hidup yang tampak jelas memiliki indera. Menurut Kinan benda matipun memiliki indera yang sama hanya saja tidak tampak jelas, letaknya ya ia kira-kira sendiri saja.
Ceritanya waktu itu ia sedang makan telur rebus, Mbak puputnya mengupas salah satu ujung oval telur dan ujang lainnya dibiarkan tetap berkulit. Si Mbak lalu menyuapi Kinan dengan memegang bagian yang masih berkulit, tapi Kinan menolaknya. Sambil menepuk-nepuk bokongnya sendiri ia protes.
"Pantatnya juga dikupasin dong Put!".
Kami yang mendengarnya sempat bengong dan Kinan mencoba menjelaskan dengan menunjuk bagian ujung telur yang berkulit sambil berkata
"Pantatnya tuh...tuh..kupasin juga".
Ooooh barulah kami mengerti maksudnya. Saya coba bertanya lebih lanjut
"Trus tangan ama kaki telur mana?"
Ia lalu menunjukkan bagian sisi samping dan bawah telur. Cukup bingung memang jika hanya membayangkannya saja, mengingat bentuk telur memang bulat lonjong. Tapi...yah begitulah yang terjadi.
Jika mengingat hal-hal seru dan lucu yang anak kita lakukan, rasanya sering tak sabar menunggu kira-kira hal baru apa lagi ya yang akan ia lakukan. Buat saya lebih tak sabar menunggu aksi si buah hati ketimbang menunggu lanjutan episode sinetron-sinetron di televisi, hehehehe...Dan ternyata memang proses belajar si kecil itu bukan hanya saat kita sengaja mengajarinya sesuatu seperti berhitung atau mengenal warna. tapi juga saat ia asyik bermain atau melakukan apapun bersama kita.
Ayoooo Kinan...main lagi sama Bunda, dan kita lakukan lagi hal-hal menarik lainnya!
Ternyata saat bermain bukan hanya Kinan loh yang belajar, Bunda juga jadi ikut bertambah tau dan
mengerti tumbuh kembang mu.
I Love U Putri Kecil Ku.....